Selasa, 31 Agustus 2010

Abdullah II dari Yordania Raja ke-4


as-Sayyid Abdu'llah II bin al-Hussein al Hashimi, Raja Kerajaan Hasyimiyah Yordania (Arab: عبد الله الثاني بن الحسين) (lahir 30 Januari 1962 di Amman, Yordania) adalah Raja Hasyimiyah Kerajaan Yordania sejak 7 Februari 1999. Ia diklaim merupakan generasi langsung ke-43 dari Nabi Muhammad.

Abdullah merupakan putra langsung Raja Hussein dengan Putri Muna al-Hussein, terlahir Antoinette (Toni) Avril Gardiner. Ia memiliki 4 saudara dan 6 saudari.

Pendidikan

Pangeran Abdullah memulai pendidikannya di Islamic Educational College dan menerima pendidikan lanjutan di St. Edmund's School di Surrey, Inggris, Eaglebrook School di Massachusetts, kemudian di Akademi Deerfield di Amerika Serikat. Pada 1980, Pangeran Abdullah memasuki Royal Military Academy Sandhurst di Britania Raya, di mana ia menerima pendidikan militernya.

Pangeran Abdullah menamatkan universitas pada 1984, menjalani setahun kursus Studi Khusus di Politik Internasional dan Urusan Luar Negeri. Setelah kembali, ia melanjutkan kemiliterannya, menambah pengalaman dan bekerja pada jalannya sebagai Kapten dan Komandan Kompi Tank pada Brigade Lapis Baja ke-91. Antara 1986-1987, juga sebagai Kapten, ia bekerja pada Satuan Anti Tank Helikopter AU Royal Jordanian sebagai Instruktor Taktik, di mana ia menerima kualifikasi sebagai Pilot Helikopter Serangan Kobra.

Pada 1987, Pangeran Abdullah mengikuti Fakultas Dinas Luar Negeri di Universitas Georgetown di Washington, D.C., dan tinggal di tempat kerja sebagai Anggota Pertengahan Karier. Ia menjalani Studi dan Riset Lanjutan di Urusan Internasional di bawah bantuan M.Sc dalam Program Dinas Luar Negeri.

Karier militer

Saat kembali, ia diangkat pada Batalion Tank ke-17, Brigade Pengawal Kerajaan ke-2 dan di musim panas 1989, ia menjadi Batalion orang kedua dalam pimpinan, dengan pangkat mayor. Pada 1991, Pangeran Abdullah merupakan Perwakilan Baju Baja dalam Jabatan Inspektur Jenderal. Ia naik pangkat menjadi LetKol di akhir tahun dan mengambil komando Resimen Mobil Lapis Baja ke-2 pada Brigade ke-10.

Pada penyerahan batalion pada Januari 1993, Pangeran Abdullah naik pangkat sebagai Kolonel dan bertugas sebagai Wakil Komandan Angkatan Khusus Yordania. Pada Juni 1994, ia naik pangkat sebagai BrigJen, dan memikul komando Angkatan Khusus Kerajaan Yordania, setelah bertugas sebagai Wakil Komandan selama 6 bulan. Ia diangkat sebagai komandan pada Komando Operasi Khusus pada Oktober 1997, dan pada Mei 1998, ia naik pangkat sebagai MayJen.

Di samping kariernya sebagai opsir pasukan, Pangeran Abdullah telah bertugas di Yordania dalam banyak waktu dalam kapasitas resmi pengawas dalam absennya Raja Hussein, dan ia secara berkala berjalan dengan Raja Hussein. Sebelum naik tahta, Pangeran Abdullah mewakili Yordania dan ayahandanya dalam banyak kunjungan ke seluruh negara di seantero dunia, dan mengembangkan hubungan akrab dengan pemimpin dan pejabat sejumlah negara Arab selama kursus kariernya.

Pernikahan dan anak

Abdullah menikah dengan seorang kelahiran Palestina, Rania Al-Yassin (kini Ratu Rania al-Abdullah) pada 10 Juni 1993. Mereka memiliki empat anak:
Raja Abdullah merupakan pilot dan prajurit tentara payung terjun bebas. Perhatian lainnya ialah balap mobil (ia merupakan mantan Juara Balap Reli Nasional Yordania), olah raga air, penyelaman dan mengumpulkan senjata dan alat perang kuno.

Raja Yordania

Raja Abdullah memangku kekuasaan konstitusionalnya sebagai Raja Yordania pada 7 Februari 1999, hari saat ayahandanya, Raja Hussein bin Talal, mangkat. Raja Abdullah berfokus pada pembangunan warisan yang ditinggalkan Raja Hussein untuk institusionalisasi demokrasi Yordania di masa depan dan pluralisme politik, saat bekerja untuk keadilan dan perdamaian menyeluruh dalam iklim keterbukaan dan toleransi.

Karena sejak pendiriannya Yordania ditopang dari subsidi negara imperialis, kebijakan ekonomi penguasa Yordania tidak lebih selain mengikuti arahan para donatur yang memberikan utang. Jeratan utang ini pulalah yang menyebabkan ambruknya ekonomi Yordania. Atas nama reformasi ekonomi dan perbaikan kualitas hidup, Raja Abdullah II bekerja sama dengan IMF. Rezimnya juga melakukan liberalisasi perdagangan dengan menjadi anggota WTO (2000) serta melakukan perjanjian perdagangan bebas dengan AS. Akibatnya yang menderita ialah rakyat. Utang luar negeri sebagian besar bocor dan masuk ke kantong penguasa. Dan investasi maupun cadangan berada dalam kontrol raja dan kroninya yang terdiri dari para tokoh maupun pejabat. Mereka melakukan utang luar negeri sesuai arahan IMF. Mereka melaksanakan apapun yang dituntut baik dalam masalah dana, budaya maupun sosial. Mereka mendanaianya dengan dana publik dari suap, spekulasi, maupun komisi. Selanjutnya, untuk menyempurnakan aktivitasnya, mereka menyempurnakan UU ekonomi, seperti tentang inestasi, privatisasi, otonomi wilayah Aqobah, pajak umum penjualan, dsb. Ini dilakukan di bawah jargon ‘perbaikan ekonomi’. Ini membuat adanya penjualan tanah dan perusahaan terhadap nonmuslim termasuk Yahudi. Ini mengakibatkan kefakiran, kelaparan, PHK massal, merajalelanya penyakit dan kehinaan. Saat utang itu telah jatuh tempo, untuk menutupi dan membayar bunganya, dengan bantuan pemerintah IMF menaikkan pajak maupun pungutan, meningkatkan harga, mengurangi dana publik dengan memensiundinikan pegawai negeri. Raja Abdullah juga mendukung perang melawan terorismenya AS dengan latih perang bersama antara tentara AS dengan Yordania. Ini kebohongan, karena AS mempersiapkan serangan serangan ke Irak dan penguasa Yordania memfasilitasi AS untuk itu. Sebagai imbalannya, hadiahnya ialah utang.

Tanpa mempertimbangkan hukum syari’at tentang larangan melakukan hubungan ápapun dengan muóuh yang sedang memerangi kaum muslimin, kecuali hubungan perang, pada September 2002 penguasa Yordania melakukan kerja sama dengan Israel. Mereka sepakat membangun saluran air dari Laut Merah ke Laut Mati. Proyek yang menghabiskan dana $800 juta ini merupakan kerja sama terbesar kedua negara.
Dalam Pemilu pertama di bawah pemerintahan Raja Abdullah II pada Juni 2003, dua pertiga kursi dimenangkan loyalis raja, yang kekritisan dan kekonsekuenannya untuk mengurusi urusan rakyat dipertanyakan.

 


 


 

 


 

 


Hussein dari Yordania Raja ke-3 (1935-1999)


Hussein bin Talal (bahasa Arab: حسين بن طلال Ḥussayn bin Ṭalāl) (14 November 19357 Februari 1999) ialah Raja Yordania dari tahun 1952 hingga 1999 dan merupakan salah satu kepala negara yang terpanjang memerintah dalam kekuasaan eksekutif di dunia. Hussein bin Talal mengantikan Raja Talal (ayahnya) pada 11 Agustus 1952. Raja Hussein I juga merupakan keturunan langsung ke-42 dari Nabi Muhammad SAW. Ia lahir di Amman, Yordania pada 14 November 1935, dari Pangeran Talal bin Abdullah dan Putri Zein al-Sharaf binti Jamil. Raja Hussein memiliki 2 saudara, Pangeran Muhammad dan putra mahkota El Hassan, dan seorang saudari, Putri Basma.

Pendidikan

Setelah menamatkan pendidikan dasarnya di Amman, Hussein mengikuti Victoria College di Iskandariah, Mesir, dan Harrow School di Inggris. Lalu ia menerima pendidikan militernya di Royal Military Academy Sandhurst di Inggris.

Raja Yordania

Di awal kehidupan Hussein muda, dan pada 20 Juli 1951, kakeknya Raja Abdullah terbunuh di Masjid al-Aqsa di Yerusalem. Hussein ada di sana, dengan kakeknya, karena mereka sedang salat Jum’at. Medali yang kakeknya telah memberikannya pada Pangeran Hussein muda, dan yang dikenakannya setelah desakan kakeknya, menyelamatkan Pangeran Hussein dari peluru pembunuh.

Pada 6 September 1951, putra sulung Raja Abdullah, Pangeran Talal naik tahta. Saat ia ditetapkan secara rohaniah tak mampu, Talal secara cepat digantikan putra sulungnya Hussein, yang dinyatakan sebagai Raja Kerajaan Hasyimiyah Yordania pada 11 Agustus 1952. Dewan Perwalian diangkat sampai naiknya Raja Hussein secara resmi ke tahta pada 2 Mei 1953, saat ia memangku kekuatan konstitusionalnya setelah mencapai usia 18, menurut kalender Hijriyah.
Sepanjang masa pemerintahannya yang panjang dan penting, Raja Hussein bekerja keras pada pembangunan dan menaikkan standar hidup masing-masing dan seluruh keluarga Yordania. Awalnya, Raja Hussein berkonsentrasi pada pembangunan infrastruktur ekonomi dan industri yang akan "memberi selamat" dan "mempertinggi" kelanjutan yang diinginkannya untuk mencapai kualitas hidup penduduknya. Selama 1960-an, industri utama Yordania - termasuk fosfat, garam abu dan semen-dikembangkan, dan jaringan jalan raya dibangun di seluruh kerajaan.

Saat 1950, air, sanitasi dan listrik tersedia hanya untuk 10% penduduknya, kini seluruhnya mencapai 99% penduduk. Pada 1960 hanya 33% penduduknya melek huruf, pada 1996, naik menjadi 85,5%. Pada 1961, rata-rata penduduknya makan sebanyak 2198 kalori, dan pada 1992, angka ini telah naik dari 37.5% mencapai 3.022 kalori. Statistik UNICEF menunjukkan bahwa antara 1981 dan 1991, Yordania mencapai kecepatan tahunan terbesar di dunia mengurangi kematian bayi — dari 70 kematian per 1000 kelahiran pada 1981 menjadi 37 per 1000 pada 1991, penurunan di atas 47%. Raja Hussein juga telah percaya bahwa penduduknya ialah aset terbesar, dan ia melanjutkan mendorong seluruhnya — termasuk yang kurang beruntung, kecacatan dan anak yatim — untuk berusaha lebih banyak.

Pada Perang Enam Hari 1967, Yordania-yang menguasai Tepi Barat dan Yerussalem Timur sebenarnya netral dan diminta netral oleh Israel. Namun akhirnya Raja Hussein mempersiapkan dan menyatakan perang terhadap Israel atas desakan Gamal Abdel Nasser dari Mesir dan tekanan Suriah yang juga mempersiapkan diri untuk menyerang Israel. Akibatnya, Israel melakukan serangan dadakan terhadap Suriah, Mesir dan Yordania pada 6 Juni 1967 yang mengakibatkan Yordania kehilangan Tepi Barat dan Yerussalem Timur. Raja Hussein mengakui PLO sebagai pihak yang berwenang untuk mengurus rakyat Palestina. Namun demikian, setelah PLO dianggap "negara dalam negara" di Yordania yang juga dihuni sebagian besar warga Palestina, serta adanya permainan Syria dalam mempengaruhi politik Yordania dengan menggunakan tangan PLO, akhirnya PLO diusir dari Yordania dan pindah ke kawasan Libanon Selatan dan Tunisia. Peristiwa ini membuat hubungan Yordania dengan Syria menjadi renggang.

Setelah terjadinya kerusuhan di beberapa kota akibat kenaikan harga pada 1989, untuk pertama kalinya sejak Pemilu 1967, Raja Hussein mengadakan Pemilu November 1989. Namun kebebasan itu hanyalah semu, kekuasaan veto tetap ada di tangan raja. Banyak kalangan aktivis pergerakan politik ditahan oleh pemerintah.

Pada 1991, Raja Hussein memainkan peran sangat penting dalam sidang Konferensi Perdamaian di Madrid, Spanyol, dan menyediakan "payung" untuk Palestina untuk merundingkan masa depannya sebagai bagian delegasi bersama Yordania-Palestina.

Saat bekerja pada perdamaian Arab-Israel, Raja Hussein juga telah bekerja untuk pemutusan pertentangan antarnegara Arab. Selama Krisis Teluk 1990-1991, ia mendesak usaha hebat untuk pengaruh perdamaian penarikan pasukan Irak dan memulihkan kedaulatan Kuwait akibat Invasi Irak atas Kuwait 2 Agustus 1990. Namun sikapnya yang pro Irak, seperti halnya Yasser Arafat pada krisis timur tengah yang berujung pada Perang Teluk I, sempat membuat Yordania dikucilkan secara politik oleh Negara-Negara Arab khususnya Arab Saudi dan Kuwait.

Pada tahun 1994, Raja Hussein menandatangani perjanjian perdamaian dengan Israel dan mengakhiri kondisi perang dengan Israel.

Raja Hussein telah gigih dalam pencariannya pada rekonsiliasi Arab yang sejati, di manapun konflik mungkin timbul antarnegara, seperti penengahannya dalam Perang Saudara Yaman. Lebih lanjut, dan dalam hampir setiap pidato atau forum, Hussein menyebut untuk bantuan kemanusiaan internasional untuk mengurangi penderitaan harian orang dan anak-anak Irak.

Info pribadi

Raja Hussein menikah dengan Ratu Noor pada 15 Juni 1978. Mereka memiliki 4 anak: Hamzah, Hashem, Iman dan Raiyah. Raja Hussein juga memiliki 8 anak — Alia, Abdullah, Faisal, Zein, Aisha, Haya, Ali dan Abeer — dari 3 pernikahan sebelumnya. Raja Abdullah II, penerus beliau, adalah hasil pernikahan beliau dengan salah satu istrinya yang merupakan orang Inggris.

Pangeran Muhammad, Perwakilan Perorangan Sri Baginda, memiliki 2 anak : Talal dan Ghazi. Putra mahkota El Hassan memiliki 4 anak: Rahma, Sumayya, Badiya, Rashid dan 3 cucu. Ratu Basma memiliki 4 anak: Farah, Ghazi, Sa’ad, dan Zein.

Raja Hussein merupakan penerbang, pebalap motor dan sopir balap mobil yang ulung. Ia menggemari olah raga air, ski, tenis, dan menggunakan internet. Raja Hussein membaca luas urusan politik, sejarah, hukum internasional, ilmu militer dan penerbangan. Di samping menjadi pembaca yang hebat, the King merupakan pokoq sejumlah buku. Ia menulis 3 buku: Uneasy Lies the Head (1962), mengenai masa kanak-kanaknya dan tahun-tahun awal sebagai raja, My War With Israel (1969), dan Mon Métier de Roi.

Kemangkatan

Tahun-tahun terakhir Raja Hussein terganggu oleh masalah kesehatan. Ia telah dioperasi karena kanker ginjal pada 1992, dan dan telah 6 bulan kemoterapi non-Hodgkins lymphoma di Klinik Mayo pada 1998. Pada Oktober 1998, Hussein meninggalkan kasur rumah sakitnya menengahi Persetujuan Perdamaian Sungai Wye antara Israel dan Palestina.

Di akhir Januari 1999, Hussein kembali ke Amman sambil pengobatan kanker di AS untuk mengumumkan bahwa putra sulungnya, Abdullah, akan menggantikannya sebagai raja. Raja Hussein mangkat pada usia 63 pada 7 Februari 1999.



Talal dari Yordania Raja ke-2

Raja Talal bin Abdullah (bahasa Arab: طلال بن عبد الله ) (26 Februari 19097 Juli 1972) adalah Raja Yordania dari 20 Juli 1951 hingga 11 Agustus 1952. Ia digantikan Hussein (anaknya) sebagai Raja Yordania pada saat itu juga.

Abdullah I dari Yordania Raja ke-1 (1882-1951)

Abdullah bin Husain (Mekkah, Februari 1882 - Yerusalem, 20 Juli 1951) ialah emir Trans-Yordania yang berkuasa antara tahun 1923-1946 dan setelah itu menjabat sebagai raja Yordania hingga kematiannya.

Ia merupakan salah satu penguasa Arab yang menentang kekuasaan Turki Usmani pada awal tahun 1900-an. Pada tahun 1921, ia diangkat sebagai emir Trans-Yordania, sebuah negara boneka bentukan Britania Raya, yang memainkan peran strategis untuk kekuasaan Britania di daerah lain seperti Mesir, Irak, dan Palestina.
Selama Perang Dunia II, Emir Abdullah adalah sekutu tepercaya bagi Britania, dan ia juga membantu memberangus huru-hara pro-Blok Poros di Irak.

Pada tahun 1946, Transyordania 'dimerdekakan', dengan Abdullah sebagai pemimpinnya yang mengambil gelar raja.

Semasa Konflik Arab-Israel yang meruyak di tahun berikutnya, pasukan Yordania menyerang Tepi Barat (termasuk Yerusalem), dan pada tahun 1949, Transyordania berubah nama menjadi Yordania.
Pada tahun 1951, Raja Abdullah dibunuh oleh seorang nasionalis Arab ketika sedang Shalat Jumat di Kubah Shakhrah, yang tak menghendakinya membuat perjanjian damai dengan Israel.

Sejarah Yordania

Kerajaan Hasyimiyah Yordania, biasanya disebut Yordania (bahasa Arab: أردنّ, alihaksara: ʼUrdunn), ialah sebuah negara di Timur Tengah yang berbatasan dengan Suriah di sebelah utara, Arab Saudi di timur dan selatan, Irak di timur laut, serta Israel dan Tepi Barat di barat. Yordania menerima arus pengungsi Palestina selama lebih dari 3 dasawarsa, menjadikannya sebagai salah satu penampung pengungsi terbesar dunia. Negara yang miskin bahan tambang ini mengimpor minyak bumi dari negara-negara tetangga.

Raja-Raja Yordania

1. Abdullah I bin Husain
2. Talal bin Abdullah
3. Husain bin Talal
4. Abdullah II

NEGARA LIGA ARAB


Liga Arab atau Liga Negara-Negara Arab (bahasa Arab: جامعة الدول العربية), adalah sebuah organisasi yang terdiri dari negara-negara Arab (bandingkan dengan dunia Arab). Organisasi ini didirikan pada 22 Maret 1945 oleh tujuh negara. Piagamnya menyatakan bahwa Liga Arab bertugas mengkoordinasikan kegiatan ekonomi, termasuk hubungan niaga; komunikasi; kegiatan kebudayaan; kewarganegaraan, paspor, dan visa; kegiatan sosial; dan kegiatan kesehatan. Piagam Liga Arab juga melarang para anggota untuk menggunakan kekerasan terhadap satu sama lain[1]. Markas Liga Arab berada di Kairo.

Sejarah

Inggris sebagai penguasa sebagain besar daerah Arab pada abad ke 19 menyadari bahwa di Arab telah tumbuh Pan Arabisme. Inggris menyadari hal ini dengan membantu Arab untuk melakukan gerakan revolusi melawan Kesultanan Usmaniyah yang merupakan lawan dari Inggris pada Perang Dunia Pertama. Inggris berjanji mereka akan membantu bangsa Arab untuk membentuk sebuah negara persatuan dibawah kepemimpinan Syarif Hussein di Mekkah.
Kemudian pada tahun 1943, Mesir memprakarsai gerakan Liga Arab. Tujuan Liga Arab ini untuk mempererat persahabatan Bangsa Arab, memerdekakan negara di kawasan Arab yang masih terjajah, mencegah berdirinya negara Yahudi di daerah Palestina dan membentuk kerjasama dalam bidang politik, militer, dan ekonomi.

Ekonomi

Negara angoota Liga Arab memiliki sumber daya alam yang amat besar, diantaranya Minyak dan Gas Alam, terutama di kawasan Teluk. Beberapa negara anggota Liga Arab memiliki tanah yang subur, terutama di bagian Sudan. Beberapa kawasan, seperti daerah Mesir, Lebanon, Tunisia, dan Yordania juga merupakan negara anggota Liga Arab yang memiliki kawasan industri. Liga Arab juga mendirikan lembaga bantuan Arab Economic League, untuk membantu ekonomi beberapa negara berkembang anggota Liga Arab, seperti Sudan.

[sunting] Anggota

Anggota Liga Arab saat ini (dan tanggal bergabung):
1. Mesir[2] - 22 Maret 1945 (pendiri) (keanggotaannya pernah dihentikan pada tahun 1979-1989)
2. Irak[3] - 22 Maret 1945 (pendiri)
3. Yordania[4] - 22 Maret 1945 (pendiri) (saat bergabung masih bernama "Transyordania")
4. Lebanon[5] - 22 Maret 1945 (pendiri)
5. Arab Saudi[6] - 22 Maret 1945 (pendiri)
6. Suriah[7] - 22 Maret 1945 (pendiri)
7.Yaman - 5 Mei 1945 (pendiri)
8. Libya - 28 Maret 1953
9. Sudan - 19 Januari 1956
10.Maroko - 1 Oktober 1958
11. Tunisia - 1 Oktober 1958
12. Kuwait - 20 Juli 1961
13. Aljazair - 16 Agustus 1962
14. Uni Emirat Arab - 12 Juni 1971
15. Bahrain - 11 September 1971
16. Qatar - 11 September 1971
17. Oman - 29 September 1971
18. Mauritania - 26 November 1973
19. Somalia - 14 Februari 1974
20. Palestina[8] - menggantikan posisi yang dipegang PLO sejak 9 September 1976
21. Djibouti - 9 April 1977
22. Komoro - 20 November 1993

Negara pemantau

Pada Januari 2003, Eritrea bergabung sebagai negara pemantau[9]. Kemudian pada tahun 2006, Venezuela menjadi negara pemantau[10]. Pada tahun 2007, India bergabung sebagai negeri pemantau.[11]

[sunting] Sekretaris Jenderal

Sekretaris Jenderal Liga Arab
Nama Negara Dilantik Akhir masa tugas
Abdul Rahman Hassan Azzam Mesir 1945 1952
Abdul Khlek Hassouna Mesir 1952 1972
Mahmoud Riad Mesir 1972 1979
Chedi Klibi Tunisia 1979 1990
Dr. Ahmad Esmat Abd al Meguid Mesir 1991 2001
Amr Moussa Mesir 2001 sedang menjabat

Konferensi Liga Arab

  1. Flag of Egypt.svg Kairo: 13-17 Januari 1964
  2. Flag of Egypt.svg Alexandria: 5-11 September 1964
  3. Flag of Morocco.svg Casablanca: 13-17 September 1965
  4. Flag of Sudan.svg Khartoum: 29 Agustus 1967
  5. Flag of Morocco.svg Rabat: 21-23 Desember 1969
  6. Flag of Egypt.svg Kairo (konferensi darurat pertama): 21-27 September 1970
  7. Flag of Algeria.svg Aljir: 26-28 November 1973
  8. Flag of Morocco.svg Rabat: 29 Oktober 1974
  9. Flag of Saudi Arabia.svg Riyadh (konferensi darurat kedua): 17-28 Oktober 1976
  10. Flag of Egypt.svg Kairo: 25-26 Oktober 1976
  11. Flag of Iraq.svg Baghdad: 2-5 November 1978
  12. Flag of Tunisia.svg Tunis: 20-22 November 1979
  13. Flag of Jordan.svg Amman: 21-22 November 1980
  14. Flag of Morocco.svg Fez: 6-9 September 1982
  15. Flag of Morocco.svg Casablanca (konferensi darurat ketiga): 7-9 September 1985
  16. Flag of Jordan.svg Amman (konferensi darurat keempat): 8-12 November 1987
  17. Flag of Algeria.svg Aljir (konferensi darurat kelima): 7-9 Juni 1988
  18. Flag of Morocco.svg Casablanca (konferensi darurat keenam): 23-26 Juni 1989
  19. Flag of Iraq.svg Baghdad (konferensi darurat ketujuh): 28-30 Maret 1990
  20. Flag of Egypt.svg Kairo (konferensi darurat kedelapan): 9-10 Agustus 1990
  21. Flag of Egypt.svg Kairo (konferensi darurat kesembilan): 22-23 Juni 1996
  22. Flag of Egypt.svg Kairo (konferensi darurat kesepuluh): 21-22 Oktober 2000
  23. Flag of Jordan.svg Amman: 27-28 Maret 2001
  24. Flag of Lebanon.svg Beirut: 27-28 Maret 2002
  25. Flag of Egypt.svg Sharm el-Sheikh: 1 Maret 2003
  26. Flag of Tunisia.svg Tunis: 22-23 Mei 2004
  27. Flag of Algeria.svg Aljir: 22-23 Maret 2005
  28. Flag of Sudan.svg Khartoum: 28-30 Maret 2006
  29. Flag of Saudi Arabia.svg Riyadh: 27-28 Maret 2007

Catatan